Monday, August 16, 2010

Wajah Kasih


Sesekali
aku melihat wajah ayah gigih
membanting tulang
dan ibu setia di sisi
membantu dengan kudratnya
yang dibatas usia.

Sesakali memandang kaki bukit itu,
terpampang rimba dara
menghijau segar
air kali mengalir jernih
sisik ikan berkilau bermain riang
sang unggas terbang bebas
dan sesekali suara ayah bergema
di belantara itu.

Kini
tiada lagi kelibat ayah
pusara di pinggir hutan itu
hanya memori lama
menggamit jiwa meruntun hati
mengundang gulana sang anak
dan pada ibu tua
yang sering menanggis
tanpa air mata

Di Persimpangan ini


Di wajahnya
terpahat seribu kecelaruan
antara keegoan dan keinginan
antara kasih sayang dan kebencian
antara keakuran dan ketegasan
antara kenikmatan dan keperitan
silih berganti
memenuh benak
yang sering kali buntu.

Di wajahnya terukir kepura-puraan
antara senyuman dan lilihan air mata
antara kesedihan dan keriangan
antara cahaya dan kekelaman
segalanya mengusik kalbu
lantas dia terhenti
di persimpangan itu.

Di wajahnya
terpancar keperitan dan kebahagiaan
kepedihan sejarah silam yang hitam kelam
kebahagiaan bakal terpahat di jiwa
namun tiada kepastian meraihnya.

Kini di wajahnya
terukir seribu kekesalan
ulat usia memamahnya
dan kudrat semakin longlai
kini kekalutan, kesepian dan kekosongan
menemaninya
akhirnya dia insaf
peluang hanya sekali.

Sunday, April 11, 2010

Hari ini

Hari ini
tidak seperti kelmarin
hatiku panas mendidih
bagai air atas bara
hanya kerana peristiwa itu.

Hari ini
suasana murung
jiwa bergolak
penuh teka-teki
apakah dosa semalam
bekal membenamkan hidupku

Hari ini
aku bagai insaf
walau berkaliku
menyerahkan diri
pada-Nya penuh
keinsafan.

Hari ini
resah berkunjung lagi
apakah tidak ada noktah
dan penghujung
menerima segala dugaan
ujian dari-Mu Ya Allh.

Namun jauh di sudut hati
aku tetap pasrah
menyerahkan segalanya pada-Mu.